Penulis: Fitriana

Lulus Pendidikan Kesetaraan, 116 Siswa PKBM Lokomotif Padang Ukir Prestasi – Satu Tembus PTN Lewat SNBT!

matrakab.com – Sebanyak 116 siswa dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Lokomotif Padang resmi lulus dari pendidikan kesetaraan tahun ajaran 2024/2025. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan nonformal mampu mencetak lulusan berkualitas dan berprestasi.

Yang paling membanggakan, salah satu lulusan berhasil menembus perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Siswa tersebut membuktikan bahwa latar belakang pendidikan kesetaraan tidak menghalangi semangat untuk bersaing di tingkat nasional.

PKBM Lokomotif Padang telah memberikan pendidikan alternatif bagi mereka yang sebelumnya terhambat menempuh sekolah formal. Para tutor di PKBM ini aktif membimbing peserta didik, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam pengembangan karakter dan keterampilan hidup.

Kepala PKBM menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini. Ia menegaskan bahwa para lulusan telah melewati berbagai tantangan dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Menurutnya, keberhasilan masuk PTN adalah hasil dari kerja keras siswa dan dukungan penuh dari tim pengajar.

Orang tua dan wali siswa juga hadir dalam acara kelulusan yang digelar secara sederhana namun penuh haru. Suasana menjadi semakin emosional saat siswa yang diterima di PTN menyampaikan sambutan dan memotivasi teman-temannya untuk terus berjuang.

Pencapaian ini membuktikan bahwa pendidikan kesetaraan memiliki potensi besar dalam menciptakan generasi muda yang unggul, percaya diri, dan siap bersaing. PKBM Lokomotif Padang akan terus mendorong lahirnya lebih banyak prestasi dari jalur pendidikan nonformal.

Kemendikdasmen Turunkan Tim Pemantau ke Sekolah untuk Kawal Transparansi Pelaksanaan SPMB

matrakab.com  – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengawal langsung proses Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan menurunkan tim pemantau ke berbagai sekolah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan setiap tahapan seleksi berjalan secara adil, transparan, dan bebas dari kecurangan.

Tim pemantau Kemendikdasmen mengunjungi sekolah-sekolah penyelenggara SPMB untuk mengawasi jalannya seleksi administrasi hingga pelaksanaan ujian. Mereka juga memeriksa kesesuaian proses dengan regulasi yang berlaku dan mencatat temuan-temuan yang perlu ditindaklanjuti.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Nurhayati, menegaskan bahwa pihaknya ingin semua peserta didik memperoleh kesempatan yang sama tanpa intervensi pihak mana pun. “Kami tidak akan mentoleransi praktik tidak jujur dalam proses ini. Semua harus berjalan secara profesional,” ujarnya saat meninjau pelaksanaan SPMB di salah satu SMA Negeri di Jakarta.

Kemendikdasmen juga mengajak masyarakat, guru, dan orang tua untuk melaporkan jika menemukan pelanggaran atau ketidakberesan di lapangan. Mereka menyediakan kanal aduan yang langsung terhubung dengan pusat pemantauan di kementerian.

Selain itu, Kemendikdasmen memberikan pelatihan teknis kepada panitia sekolah agar mereka memahami prosedur dan tanggung jawab selama proses seleksi berlangsung. Dengan keterlibatan semua pihak, Kemendikdasmen percaya pelaksanaan SPMB tahun ini bisa mewujudkan prinsip keadilan dan akuntabilitas dalam dunia pendidikan.

Dengan pengawasan langsung dan sistem pelaporan terbuka, Kemendikdasmen berkomitmen menjaga kepercayaan publik terhadap proses seleksi yang transparan dan berkualitas.

Mahasiswa IPB Tolak Perubahan Fakultas Teknologi Pertanian Jadi Sekolah Teknik, Ini Alasannya

matrakab.com – Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) secara tegas menolak rencana perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadi Sekolah Teknik. Mereka menggelar aksi protes di kampus Dramaga sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan yang mereka anggap mengabaikan identitas keilmuan dan sejarah panjang Fateta.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyuarakan keberatan mereka dengan membawa poster, melakukan orasi, dan menyampaikan tuntutan kepada pihak rektorat. Mereka menilai perubahan ini bukan sekadar soal nama, tetapi soal arah dan jati diri keilmuan. Mahasiswa percaya Fateta memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi berbasis pertanian, yang menjadi fondasi IPB sejak awal.

Mereka juga mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut. Mahasiswa menilai pihak kampus tidak melibatkan mereka secara transparan dalam proses perumusan perubahan. Mereka menuntut rektorat membuka ruang dialog terbuka agar semua pihak bisa memahami alasan dan dampak kebijakan ini.

Beberapa perwakilan mahasiswa menyampaikan kekhawatiran bahwa penggantian nama menjadi Sekolah Teknik akan menggeser fokus akademik dari pertanian berkelanjutan ke arah rekayasa industri umum. Mereka menilai hal itu justru menjauhkan IPB dari misinya sebagai kampus pertanian unggulan.

Pihak rektorat menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan menyesuaikan struktur akademik IPB dengan standar internasional. Namun, mahasiswa meminta agar kampus tetap mempertahankan karakter khas yang telah membedakan IPB dari institusi teknik lainnya.

Melalui aksi ini, mahasiswa menunjukkan bahwa mereka siap bersuara dan berdiri untuk menjaga identitas kampus mereka. Mereka berharap IPB tidak melupakan akar dan nilai utama yang telah membentuk reputasinya sebagai pelopor pendidikan pertanian di Indonesia.

Mahasiswa IPB Tolak Perubahan Fakultas Teknologi Pertanian Jadi Sekolah Teknik: Kekhawatiran soal Identitas dan Arah Keilmuan

matrakab.com – Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) secara tegas menolak rencana perubahan nama Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadi Sekolah Teknik. Mereka menganggap perubahan ini mengancam identitas pertanian yang telah melekat kuat pada IPB selama puluhan tahun.

Dalam aksi yang mereka gelar di kampus Dramaga, para mahasiswa membawa spanduk dan menyuarakan protes melalui orasi. Mereka menyampaikan bahwa perubahan nama ini bukan hanya soal istilah, tetapi juga menyangkut arah keilmuan dan semangat pertanian yang mereka junjung tinggi.

“Fateta bukan hanya nama, tapi warisan perjuangan teknologi pertanian Indonesia,” ujar salah satu mahasiswa. Ia menekankan bahwa nama “Sekolah Teknik” justru berpotensi menghapus jejak agrikultur dalam fakultas tersebut.

Mahasiswa juga mengecam kurangnya keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Mereka menilai pihak rektorat tidak membuka ruang dialog secara transparan. “Kami ingin IPB tetap tumbuh, tapi jangan hilangkan identitas kami sebagai kampus pertanian,” tegas seorang perwakilan BEM Fateta.

Pihak rektorat IPB mengklaim bahwa perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan struktur akademik dengan perkembangan industri dan teknologi. Meski begitu, mahasiswa tetap meminta kampus membuka diskusi secara terbuka dan melibatkan seluruh elemen civitas akademika.

Melalui aksi ini, mahasiswa menunjukkan kepedulian mereka terhadap masa depan institusi. Mereka berharap IPB tetap mempertahankan karakter agrikultur yang telah membesarkannya, tanpa mengorbankan kemajuan keilmuan yang ingin dicapai.

Pondasi Masa Depan: Mengapa Pendidikan Dasar Menentukan Arah Hidup Anak

matrakab.com – Pendidikan dasar memegang peran penting dalam membentuk karakter dan masa depan anak. Pada tahap ini, anak mulai mengenal dunia secara sistematis, belajar membaca, menulis, berhitung, dan memahami nilai-nilai sosial. Guru dan orang tua harus menyadari bahwa apa yang anak pelajari di usia dini akan membentuk cara berpikir, sikap, dan kebiasaannya di masa depan.

Melalui pendidikan dasar, sekolah tidak hanya mengajarkan pelajaran akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab, kejujuran, dan kerja sama. Anak yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang sehat akan lebih mudah mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi.

Guru memiliki peran strategis dalam proses ini. Mereka memandu anak mengenali potensinya, memberi ruang untuk eksplorasi, dan membentuk fondasi logika berpikir yang kuat. Ketika guru menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, anak akan lebih antusias belajar dan menyerap ilmu dengan lebih baik.

Orang tua juga harus ikut berperan aktif. Dengan memberi dukungan di rumah, memantau perkembangan anak, dan menjalin komunikasi dengan sekolah, mereka menciptakan sinergi yang memperkuat proses belajar anak.

Jika pendidikan dasar lemah, anak akan mengalami kesulitan saat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Sebaliknya, jika anak memperoleh pondasi kuat sejak awal, ia akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan dan pendidikan di masa depan.

Dengan membangun pendidikan dasar yang kokoh, kita menanam investasi jangka panjang bagi generasi mendatang. Masa depan bangsa dimulai dari ruang kelas kecil—di situlah arah hidup anak mulai terbentuk.

Solo Literasi Fest: Generasi Muda Menjaga Warisan Budaya

matrakab.com – Kota Solo, yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa, menyambut kembali Festival Literasi dengan tujuan mengajak generasi muda melestarikan seni dan budaya. Festival ini merayakan keberagaman literasi sambil menekankan pentingnya menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Menggali Kekayaan Budaya Melalui Literasi

Panitia festival menyusun rangkaian acara yang berfokus pada pengenalan dan pelestarian seni serta budaya lokal. Acara mencakup berbagai kegiatan, seperti diskusi panel, lokakarya, pertunjukan seni, dan pameran literasi. Generasi muda diajak berpartisipasi aktif dan menggali lebih dalam tentang kekayaan budaya di sekitar mereka.

Dalam diskusi panel, para budayawan, penulis, dan seniman berbagi pandangan tentang pentingnya memahami dan melestarikan warisan budaya di era modern. Mereka menyoroti tantangan dalam menjaga tradisi di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.

Festival ini juga menyajikan berbagai lokakarya kreatif yang mengajak peserta belajar dan mempraktikkan seni tradisional. Lokakarya mencakup bidang seperti seni tari, musik gamelan, batik, dan seni kerajinan tangan lainnya. Peserta merasakan langsung proses kreatif dan nilai-nilai yang terkandung dalam seni tradisional.

Pertunjukan seni menjadi sorotan utama festival, menampilkan beragam kesenian tradisional dari berbagai daerah. Seniman muda mendapat kesempatan untuk tampil dan menunjukkan bakat mereka dalam seni tari, musik, dan teater tradisional. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi penonton tentang keindahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Membangun Kesadaran dan Kepedulian

Dalam pameran literasi, penulis muda menampilkan karya mereka yang terinspirasi oleh budaya lokal. Buku, puisi, dan tulisan lainnya memberikan wawasan tentang bagaimana budaya dapat diinterpretasikan dan dipahami melalui literasi. Pameran ini menjadi ajang bagi penulis muda untuk berbagi karya mereka dengan audiens yang lebih luas.

Melalui Festival Literasi di Solo, penyelenggara berharap membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap pentingnya melestarikan seni dan budaya. Dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan, festival ini berupaya menanamkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaga warisan budaya bangsa.

Festival Literasi di Solo berhasil menggugah dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan seni serta budaya. Melalui kegiatan yang menarik dan edukatif, festival ini menanamkan pentingnya menjaga tradisi dan warisan budaya agar tetap hidup dan berkembang seiring perubahan zaman. Dengan semangat dan antusiasme yang ditunjukkan oleh peserta, masa depan seni dan budaya Indonesia tampak lebih cerah dan menjanjikan.