Tag: infrastruktur

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu)

MATRAKAB.COM – Kabupaten Mamuju Utara, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Pasangkayu, merupakan salah satu daerah administratif di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Terletak di bagian paling utara provinsi ini, kabupaten ini memiliki sejarah yang unik dan penting dalam dinamika pembangunan wilayah Sulawesi Barat. Proses terbentuknya tidak lepas dari aspirasi masyarakat lokal, perkembangan administratif nasional, serta kebutuhan akan pemerataan pembangunan di daerah pesisir utara Pulau Sulawesi.

Latar Belakang Pembentukan

Sebelum menjadi kabupaten tersendiri, wilayah yang kini dikenal sebagai Pasangkayu merupakan bagian dari Kabupaten Mamuju. Luasnya wilayah Kabupaten Mamuju kala itu menjadi salah satu tantangan utama dalam pelayanan pemerintahan dan pembangunan infrastruktur. Wilayah utara Mamuju tergolong jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, yang menyebabkan lambatnya akses layanan publik, pendidikan, kesehatan, serta pembangunan ekonomi.

Selain faktor geografis, tuntutan masyarakat untuk mendapatkan otonomi daerah juga semakin menguat pada era reformasi yang dimulai tahun 1998. Reformasi membawa angin segar dalam desentralisasi pemerintahan, yang kemudian melahirkan banyak pemekaran wilayah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat.

Proses Pemekaran

Aspirasi pembentukan Kabupaten Mamuju Utara mulai mencuat pada akhir 1990-an. Tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, dan elite lokal dari wilayah utara Mamuju mulai menyuarakan keinginan untuk membentuk daerah otonomi baru. Mereka melihat bahwa dengan status kabupaten, pembangunan di wilayah mereka akan lebih merata dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.

Setelah melalui berbagai tahapan dan pembahasan di tingkat daerah dan pusat, pemerintah pusat akhirnya meresmikan pembentukan Kabupaten Mamuju Utara melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003. Kabupaten ini secara resmi berdiri pada tanggal 25 Februari 2003, dengan Pasangkayu sebagai ibu kota kabupaten. Sejak saat itu, Pasangkayu menjadi pusat administrasi, pemerintahan, dan ekonomi di wilayah utara Sulawesi Barat.

Perubahan Nama Menjadi Kabupaten Pasangkayu

Meskipun secara administratif dulunya bagian dari Mamuju, secara budaya, sejarah, dan geografis, masyarakat di wilayah ini memiliki kekhasan tersendiri. Oleh karena itu, muncul dorongan untuk mengganti nama kabupaten agar lebih mencerminkan identitas lokal.

Perubahan ini diresmikan melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014, yang menyatakan bahwa Kabupaten Mamuju Utara berganti nama menjadi Kabupaten Pasangkayu. Nama Pasangkayu diambil dari nama salah satu suku lokal sekaligus nama wilayah yang menjadi pusat kegiatan masyarakat sejak dulu. Nama ini mencerminkan akar budaya dan sejarah masyarakat setempat, serta memperkuat jati diri kabupaten di tengah perkembangan modern.

Perkembangan dan Pembangunan

Sejak berdiri sebagai kabupaten mandiri, Pasangkayu mengalami berbagai kemajuan dalam sektor pembangunan. Pemerintah daerah fokus pada pengembangan infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian berbasis sumber daya lokal.

Sektor pendidikan juga menunjukkan kemajuan dengan hadirnya berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas. Di bidang kesehatan, pemerintah daerah terus membangun puskesmas dan rumah sakit untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.

Tidak hanya dalam aspek fisik, Kabupaten Pasangkayu juga mengembangkan potensi sosial-budaya. Festival budaya, pelestarian adat istiadat suku-suku lokal seperti suku Kaili, Mandar, dan Bugis, serta pembinaan seni tradisional menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan leluhur.

Kesimpulan

Pembentukan Kabupaten Mamuju Utara, yang kini bernama Kabupaten Pasangkayu, merupakan bukti nyata perjuangan masyarakat lokal dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih dekat dan responsif terhadap kebutuhan rakyat. Perjalanan panjang dari aspirasi pemekaran hingga perubahan nama mencerminkan dinamika sosial-politik yang kuat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya identitas daerah.

Sebagai kabupaten yang tergolong muda, Pasangkayu telah menunjukkan perkembangan positif di berbagai sektor. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, keberagaman budaya, dan semangat masyarakatnya, Pasangkayu memiliki peluang besar untuk menjadi daerah yang maju dan sejahtera di masa depan.untuk melengkapinya?

Pendidikan Tinggi di Kabupaten Mamuju Utara

Kabupaten Mamuju Utara, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Pasangkayu di Provinsi Sulawesi Barat, tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi sebagai bagian dari strategi TRISULA88 ALTERNATIF pembangunan sumber daya manusia. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, daerah ini menunjukkan komitmen untuk memperluas akses dan mutu pendidikan bagi warganya.

Kondisi Pendidikan Tinggi: Statistik dan Realita

Menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) per Desember 2024, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju Utara mencapai 183.380 jiwa. Namun, hanya sekitar 4,17% dari jumlah tersebut yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Rinciannya adalah 3,11% lulusan S1, 0,68% lulusan D3, 0,26% lulusan D1 dan D2, 0,12% lulusan S2, serta hanya 0,005% atau sekitar 10 orang yang menyandang gelar S3. Sebaliknya, sebanyak 31,92% penduduk belum pernah mengenyam pendidikan formal, dan 12,3% lainnya belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Data ini mencerminkan tantangan besar dalam meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi di wilayah ini. Faktor-faktor seperti keterbatasan akses, infrastruktur, dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan tinggi menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Institusi Pendidikan Tinggi di Mamuju Utara

Salah satu institusi pendidikan tinggi yang beroperasi di Kabupaten Mamuju Utara adalah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Da’wah wal Irsyad (DDI) Pasangkayu. Kampus ini memiliki akreditasi “Baik” dan menawarkan program studi S1 Pendidikan Agama Islam.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di wilayah ini, STIT DDI Pasangkayu memainkan peran penting dalam menyediakan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat setempat. Namun, keterbatasan dalam jumlah program studi dan fasilitas menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam.

Upaya Peningkatan Mutu dan Kolaborasi

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, STIT DDI Pasangkayu aktif menjalin kerja sama dengan institusi lain.

Tantangan dan Rekomendasi

Beberapa tantangan utama dalam pengembangan pendidikan tinggi di Mamuju Utara meliputi:

  1. Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas kampus yang terbatas dapat menghambat proses belajar-mengajar dan pengembangan program studi baru.
  2. Kesadaran Masyarakat: Masih rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Peningkatan Investasi: Pemerintah daerah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur pendidikan, termasuk pembangunan fasilitas kampus dan penyediaan peralatan belajar.
  • Pengembangan SDM: Memberikan beasiswa dan pelatihan bagi calon dosen untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pengajar.
  • Kampanye Edukasi: Melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat pendidikan tinggi, serta menyediakan informasi tentang peluang dan bantuan yang tersedia.