Tag: DBD

Meningkatnya Permintaan Trombosit di Tulungagung Sejalan dengan Lonjakan Kasus DBD

matrakab.com – Tulungagung telah mengalami kenaikan tajam dalam jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama empat bulan terakhir. Kejadian ini telah memicu peningkatan permintaan akan trombosit, yang merupakan komponen penting dalam penanganan pasien DBD.

Detail Statistik Permintaan Trombosit

dr Rukmi dari Unit Donor Darah PMI Tulungagung melaporkan bahwa sejak awal tahun 2024, terjadi peningkatan konsisten dalam permintaan trombosit. Data menunjukkan ada kenaikan dari 257 kantong di bulan Januari menjadi 317 kantong di Februari, dengan puncak permintaan di bulan Maret mencapai 429 kantong. Meskipun terdapat penurunan di bulan April ke 221 kantong, angka tersebut masih mencerminkan permintaan yang signifikan.

Asal Permintaan Trombosit

Permintaan trombosit tidak hanya berasal dari Tulungagung, namun juga dari wilayah lain seperti Trenggalek, Kediri, dan Blitar. Hal ini menunjukkan bahwa masalah DBD dan kebutuhan trombosit merupakan isu regional. Trombosit tidak hanya digunakan untuk terapi DBD, tetapi juga untuk berbagai kondisi medis lainnya.

Stabilitas Persediaan Trombosit

PMI Tulungagung menegaskan bahwa mereka memiliki stok trombosit yang aman dan stabil, dengan jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan saat ini, termasuk golongan darah A, B, O, dan AB.

Dukungan Pendonor Darah

Pasokan darah dan trombosit di Tulungagung didukung oleh sumbangan dari sekitar 1.900 pendonor, yang memainkan peran vital dalam memastikan ketersediaan persediaan untuk menangani kebutuhan medis mendesak.

Data Kasus DBD oleh Dinas Kesehatan

Dinkes Tulungagung, melalui Desi Lusiana Wardani, menyampaikan bahwa terdapat 409 kasus DBD yang tercatat selama periode Januari hingga April. Kasus-kasus tersebut terutama terkonsentrasi di beberapa kecamatan dengan sebaran yang signifikan, dan telah menyebabkan kematian 10 pasien, yang menunjukkan tingkat keparahan situasi wabah DBD di daerah tersebut.

Strategi Komprehensif Demak dalam Mengatasi Lonjakan Kasus Demam Berdarah Dengue

matrakab.com – Pemerintah Kabupaten Demak telah memperkuat upaya pemberantasan sarang nyamuk sebagai respons terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Kegiatan ini tersebar luas mulai dari desa-desa hingga lingkungan sekolah, dengan tujuan utama untuk menekan angka penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Sinergi Lintas Sektor untuk Pengendalian DBD

Menurut Ali Maimun, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, pengendalian DBD merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan lintas sektor, tidak hanya terbatas pada Dinas Kesehatan. Beliau menekankan bahwa kebersihan lingkungan adalah faktor kunci dalam pencegahan penyebaran nyamuk pembawa DBD. Inisiatif pemberantasan sarang nyamuk di sekolah-sekolah juga dianggap penting karena banyak kasus DBD yang terjadi pada anak usia sekolah.

Edukasi dan Pelatihan untuk Peningkatan Kesadaran

Dinas Kesehatan Demak mengadakan pelatihan untuk menghitung angka bebas jentik (ABJ) dan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melibatkan masyarakat, termasuk camat dan sekolah-sekolah. Program penyuluhan kesehatan dan tindakan fogging oleh puskesmas dilakukan sebagai langkah penanggulangan jika terjadi kasus DBD.

Eskalasi Kasus DBD dan Tindak Lanjut Dinas Kesehatan

Heri Winarno dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menggarisbawahi peningkatan kasus DBD, yang memicu pihaknya untuk melakukan PSN secara massal dan serentak di rumah tangga dan lingkungan sekolah. Upaya ini diharapkan mampu menurunkan angka kasus DBD di wilayah tersebut.

Data Kasus dan Harapan Penurunan

Sejak Januari 2024, tercatat peningkatan kasus DBD di Demak, dengan jumlah kasus tertinggi terjadi pada bulan Maret. Meskipun demikian, adanya penurunan kasus pada awal April memberikan harapan pengendalian DBD yang lebih baik.

Harapan Terkendali

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Kabupaten Demak berharap akan terus melihat penurunan dalam jumlah kasus DBD. Kombinasi dari pemberantasan sarang nyamuk, edukasi, dan pelatihan diharapkan akan menghasilkan hasil yang positif dalam pengendalian DBD di masa depan.