Kabupaten Mamuju Utara, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Pasangkayu di Provinsi Sulawesi Barat, tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi sebagai bagian dari strategi TRISULA88 ALTERNATIF pembangunan sumber daya manusia. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, daerah ini menunjukkan komitmen untuk memperluas akses dan mutu pendidikan bagi warganya.

Kondisi Pendidikan Tinggi: Statistik dan Realita

Menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) per Desember 2024, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju Utara mencapai 183.380 jiwa. Namun, hanya sekitar 4,17% dari jumlah tersebut yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Rinciannya adalah 3,11% lulusan S1, 0,68% lulusan D3, 0,26% lulusan D1 dan D2, 0,12% lulusan S2, serta hanya 0,005% atau sekitar 10 orang yang menyandang gelar S3. Sebaliknya, sebanyak 31,92% penduduk belum pernah mengenyam pendidikan formal, dan 12,3% lainnya belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Data ini mencerminkan tantangan besar dalam meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi di wilayah ini. Faktor-faktor seperti keterbatasan akses, infrastruktur, dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan tinggi menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Institusi Pendidikan Tinggi di Mamuju Utara

Salah satu institusi pendidikan tinggi yang beroperasi di Kabupaten Mamuju Utara adalah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Da’wah wal Irsyad (DDI) Pasangkayu. Kampus ini memiliki akreditasi “Baik” dan menawarkan program studi S1 Pendidikan Agama Islam.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di wilayah ini, STIT DDI Pasangkayu memainkan peran penting dalam menyediakan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat setempat. Namun, keterbatasan dalam jumlah program studi dan fasilitas menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam.

Upaya Peningkatan Mutu dan Kolaborasi

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, STIT DDI Pasangkayu aktif menjalin kerja sama dengan institusi lain.

Tantangan dan Rekomendasi

Beberapa tantangan utama dalam pengembangan pendidikan tinggi di Mamuju Utara meliputi:

  1. Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas kampus yang terbatas dapat menghambat proses belajar-mengajar dan pengembangan program studi baru.
  2. Kesadaran Masyarakat: Masih rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Peningkatan Investasi: Pemerintah daerah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur pendidikan, termasuk pembangunan fasilitas kampus dan penyediaan peralatan belajar.
  • Pengembangan SDM: Memberikan beasiswa dan pelatihan bagi calon dosen untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pengajar.
  • Kampanye Edukasi: Melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat pendidikan tinggi, serta menyediakan informasi tentang peluang dan bantuan yang tersedia.