matrakab.com

matrakab.com – Penelitian terbaru mengungkap bahwa meskipun berada dalam kondisi tanpa gravitasi yang memungkinkan tubuh untuk melayang bebas di luar angkasa, astronaut tetap mampu mengukur gerakan mereka dengan akurasi yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam kemampuan manusia untuk mengukur gerakan baik selama berada di luar angkasa maupun setelah kembali ke Bumi.

Perubahan Persepsi Gerak karena Mikrogravitasi

Para peneliti menjelaskan bahwa dalam kondisi mikrogravitasi, gerak astronaut menjadi tidak konstan, yang menyebabkan mereka mengembangkan persepsi yang berbeda terhadap gerakan. Astronaut sering merasa bergerak lebih cepat daripada kenyataannya, khususnya saat bergerak di dalam ruang stasiun luar angkasa yang sempit dan bebas dari gravitasi.

Penelitian oleh Oman dan Tim: Penglihatan sebagai Kompensasi

Tim penelitian yang dipimpin oleh Oman menemukan bahwa astronaut masih dapat menilai secara akurat seberapa jauh mereka telah bergerak dengan bantuan simulasi visual, baik selama di luar angkasa maupun setelah kembali ke Bumi. Laurence Harris, seorang ahli fisiologi sensorik dari York University, mengatakan bahwa temuan tersebut mengindikasikan kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungan yang berubah dengan menggunakan indera penglihatan sebagai pengganti.

Sistem Vestibular dan Pengaruhnya dalam Kondisi Bebas Gravitasi

Sistem vestibular, yang terletak di dalam telinga dan berfungsi sebagai sensor percepatan, kemiringan, dan rotasi, mengalami gangguan dalam kondisi mikrogravitasi. Di Bumi, sistem ini bekerja bersama dengan sistem visual untuk memperkirakan jarak dan gerakan, namun di luar angkasa, astronaut bergantung lebih banyak pada informasi visual karena berkurangnya efek gravitasi terhadap partikel di dalam cairan telinga.

Metodologi Penelitian: Pengujian pada Astronaut dan Kontrol di Bumi

Peneliti melakukan pengujian pada 12 astronaut, yang terdiri dari enam pria dan enam wanita, sebelum, selama, dan setelah misi mereka yang berlangsung selama satu tahun di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Performa mereka dibandingkan dengan 20 orang yang bertindak sebagai kontrol di Bumi. Dalam pengujian tersebut, astronaut diuji dalam posisi duduk dan berbaring di luar angkasa, seraya terikat untuk mencegah melayang.

Persepsi Jarak dalam Simulasi Visual

Ternyata, persepsi jarak para astronaut dalam tugas visual mengalami sedikit peningkatan saat mereka berbaring dibandingkan dengan posisi duduk sebelum misi. Namun, perbedaan persepsi ini menghilang setelah beberapa waktu mereka kembali ke Bumi. Selain itu, rata-rata persepsi jarak yang ditempuh dalam simulasi lorong virtual tetap konsisten selama mereka berada di luar angkasa, bahkan setelah kembali ke Bumi selama satu minggu hingga 85 hari.

Implikasi Temuan untuk Operasi Darurat di ISS

Penelitian ini memberikan indikasi positif untuk situasi darurat di ISS, dimana astronaut perlu bergerak dengan cepat untuk mencapai peralatan atau pintu keluar. Mengetahui bahwa mereka dapat mengandalkan persepsi gerakan mereka untuk navigasi yang akurat adalah hal yang meyakinkan.

Catatan untuk Penelitian Masa Depan

Peneliti menekankan bahwa studi ini melibatkan sampel kecil dan individu yang sangat terlatih, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara mendalam tentang peran sistem vestibular dalam memperkirakan gerak maju dan pengaruh gravitasi terhadap persepsi gerakan secara umum.